Teman

Saya bukan teman yang baik, sama sekali tidak, dan banyak orang tahu, terutama orang yang cukup dekat. Waduhh.. kalau mau diterangkan mengenai tidak baik, banyak sekali… Egois saya yang hanya sms atau telpon kalau hanya ada perlunya saja, basa basi sebentar tanpa memberi kesempatan mereka untuk membalas sapaan basa basi itu, yang penting tujuan saya tercapai.

Saya juga bukan manusia suportif, peka terhadap hal hal kecil, karena saya malas. Tak penting bagi saya, meski penting bagi orang lain. Saya berpikir mereka bisa berpikir sama seperti saya, padahal tidak sama sekali. Saya teman yang tidak berani ambil resiko, cari aman nya aja dahhh…

Saya teman yang suka membicarakan teman, suka plin-plan mengubah jadwal seenak udel dewek! Sering kali tak sensitif, kalo bicara kadang lebay, dan kadang bahasa saya terlalu ketinggian, tak semua orang mudeng.. -_-“

Kalau seperti saya yang berteman saja sudah membuat kewalahan, jadi jangan berani berani berkomitmen menjadi sahabat. Teman dan sahabat bedanya seperti musim duren dan musim rambutan..



Komitmen? Memang ada komitmen menjadi sahabat? Ini jawaban saya “ Ya.. iya lahhhhhhhh… “ kalau anda tidak setuju ya tak apa apa.. toh nurani anda dan saya beda. Nurani orang egois dan yang tidak, itu beda !

Saya beruntung ada orang yang mau jadi teman saya, meski dengan alasan bermacama macam.. saya malah sering bingung sendiri dan salut sama mereka yang mau berteman sama saya. Dan sangat amat ga habis pikir ada yang mau jadi sahabat saya dan tahan sama saya sampai sekarang.. dia bagai malaikat buat saya..

Yakinlah.. bahwa anda tak akan pernah bisa jadi teman yang sempurna!! Sempurna itu tak ada!! Ada masanya kebaikan anda akan dilupakan begitu saja.. Seperti saya yang lupa memberi ucapan selamat ultah pada teman saya, secara dia sudah tahan berteman sama saya dari saya kelas 4 sd !! tapi mengutip seorang Frederick Buechner ; “ You can kiss your family and friends good-bye and put miles between you, but at the same time you carry them with you in your heart, your mind, your stomach, because you do not just live in a world but a world lives in you “
Biar bagaimanapun.. saya hanya seorang manusia.. seorang manusia itu bisa berubah rubah.. Kadang mengecewakan, kalau itu terjadi.. saya berusaha untuk meng-lem mulut saya ( sedang dalam proses ).. * ada yang mau cur col ? * XD lols..

Dalam berteman ada sebuah konsep penting, ; MENERIMA. Terima saja manusia itu apa ada nya.. menerima itu mudah dikatakan.. susaaaahhhhh di lakoni… sebuah pekerjaan rumah yang sedang saya kerjakan.. Kenapa ? apa harus ada hitung hitungan dalam berteman ? kalau dia ini, maka saya harus itu ? apa saya harus memberi tahu setiap aktivitas saya ? apa saya harus mengundang semua teman kalau ada acara ? wajib ? bagaimana kalau saya mau sekali kali keluar dari hubungan pertemanan 24 jam itu ? SEKARANG saya tahu kenapa saya bukan teman yang baik.. Karena saya tidak mampu melakukan kewajiban serta menanggung resiko dan tuntutan pertemanan itu, dari manusia yang berharap banyak kepada saya. Sama seperti mencintai dan di cintai, tapi saya tak suka keribetannya dalam berhubungan, belum lagi kalo harus berhadapan dengan yang namanya MOOD.. jiaaahhhhhhhhhh kaburrrrrrr saya !!

Jadi mikir, ternyata jadi teman itu lebih berat dari ikut ujian UMPTN.. Karena semua terkait emosi, sedikit bahkan tidak ada logika.. Sampai pernah pada satu titik, dimana saya berpikir untuk tidak punya teman saja ( lebih baik ). Karena banyak kewajiban yang tidak bisa saya penuhi, yang bisa mengecewakan mereka. Sama seperti semua hal di dunia, bukan hanya karena SENANG melakukan, tetapi apa MAMPU dilakukan. Senang dan Mampu itu berbeda seperti pagi dan malam.

Itu lah kenapa saya beruntung.. Bersyukur ada yang mau jadi teman saya.. mereka yang menerima saya, dan mempertahankan saya..

So.. pilih lah teman anda! Itu perlu ! Kalau bisa yang membuat anda maju ke depan dan tidak mundur ke belakang. Maksud saya maju ke depan itu bukan ke depan jurang juga yaaaaa…



*Show me your friends, and I’ll show you your future*